Sembilan belas tahun
yang lalu, tepatnya 04 oktober 1993, saya dilahirkan ke dunia ini. Saya adalah
anak kedua dari lima bersaudara. Ayah saya adalah seorang karyawan swasta,
sedangkan ibu saya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Saya mempunyai kaka 1 laki-laki dan saya mempunyai
adik perempuan dan satu-satunya anak perempuan di dalam keluarga saya yang
bernama putri yolanda si centil yang baru duduk
di bangku kelas 1 SMA dan
adik saya alip yang masih di bangku 5 SD dan si bungsu wildan yang masih berusia 3 tahun.Mungkin
bagi orang lain, saya dilahirkan di keluarga saya biasa saja, tapi bagi saya,
saya lahir di keluarga saya sangat luar biasa, ramai dalam arti positif dan
saling mendukung satu sama lain. Ayah saya tak banyak bicara tapi begitu saya
perlu sesuatu dia akan berusaha mengupayakangya. Ibu saya juga hanya seorang
ibu rumah tangga biasa, tapi dia luar biasa memahami putranya ini kadang-kadang
saya malah berfikir kalau ibu saya adalah seorang pembaca pikiran. Saat saya
kesal, gelisah, bosan ataupun apa saat saya merasa tidak enak badan ibu saya
selalu tahu, bahkan sebelum saya mengatakan sepatah katapun. Adik-adik saya
juga, walu terkadang membuat saya kesal mereka adalah bagian dari keramaian
yang senantiasa melengkapi hidup saya. Tanpa mereka, mungkin hidup ini akan
terasa sepi dan pastinya sangat –sangat membosankan.Nama saya irvan kamarullah.
kalian boleh memanggil saya irvan. Saya adalah seseorang yang selalu optimis
dalam menjalankan sesuatu. Terkadang saya ragu, tapi saya harus tetap berjalan.
Lagi pula, saat keraguan itu datang, saya selalu punya banyak hal yang bisa dijadikan
motivasi untuk terus maju. Keluarga saya, sahabat-sahabat saya dan semua pihak
yang selalu bisa saya andalkan untuk mengembalikan semangat yang telah hilang.
Nama saya irvan kamarullah
dan saya berharap menjadi seorang pemimpin.
Dalam islam pemimpin
berarti imam khalifah yang di berikan amanah dan tanggung jawab yang besar
dalam mengarahkan, mengkomandani umat, jamaah atupun koloninya agar bisa
mencapai tujuan dari sebuah persatuan. Itu memang benar, tapi menurut pandangan
saya pemimpin adalah penentu keberhasilan. Tidak akan ada suatu keberhasilan
atau pencapaian tujuan apapun, apabila tidak dikepalai seorang pemimpin yang
baik dan hebat. Tidak akan ada kemakmuran suatu negara, tanpa pemimpin yang
alim dan bijaksana. Dan tidak akan ada jamaah dalam suatu mesjid apabila tidak
ada yang mau menjadi imam atau pemimpin dalam sholat, dan itu berarti sholat
ber’jamaah tidak akan pernah terlaksana. Secara umum, ayah atau ibu yang
berperan kepala dalam sebuah keluarga adalah pilar terbesar yang membuat sebuah
keluarga kokoh. Kepala keluarga biasanya menjadi pencari nafkah utama untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya, namun begitu kepala keluarga berhenti dan tidak
adda pencari nafkah yang lain, maka kebutuhan yang harus dipenuhi akan
terbengkalai dan roda kehidupan dalam keluarga akan berhenti dengan sendiri’y
atau dengan kata lain, harmonisasi kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga akan kaca
balau karena akan kehilangan pegangan. Tapi materi yangdihasilkan oleh kepala
keluarga tidak lantas menentukan keberhasilan suatu rumah tangga, karena.. maaf
sebelumnya..banyak keluarga yang berhasildalam finansial namun tetap tidak
bahagia, itu berarti, keluarga itu telah gagal karena lagi-lagi saya katakan,
tidak memiliki pemimpin yang baik sebagai penentu keberhasilan. Walaupun secara keseluruhan pemimpin bukanlah kunci utama, tapi secara
garis besar, pemimpin adalah penentu dalam menemukan kunci keberhasilan yang
akan membawa anggota-anggotanya dalam mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang
baik, tahu bagaimana menentukan, mengarahkan dan mengambil keputusan yang
terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi seluruh anggota-anggotanya.
Pemimpin yang baik tahu kapan harus mendukung dan memastikan setiap anggotanya
mendapatkan pengayoman dan kebutuhan mereka terpenuhi. Seorang pemimpin adalah
penentu keberhasilan, paling tidak
itulah yang Saya pikirkan. Pemimpin
adalah posisi tertinggi dalam suatu organisasi. Siapa yang tidak ingin menjadi
pemimpin? Saya rasa, hampir semua orang ingin___kalau seandainya bisa__ jadi
seorang pemimpin. Begitu pula dengan Saya. Saya, sama seperti kebanyakan orang,
ingin jadi seorang pemimpin.Jika saya menjadi seorang pemimpin. Saya akan mulai
dengan menjadi pemimpin bagi diri saya sendiri terlebih dahulu. Mengatur,
mengarahkan diri saya dalam sebuah disiplin dan rencana kerja yang tentunya
harus saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari agar saya menjadi
seseorang yang berhasil, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun dalam
lingkungan masyarakat.Begitu saya yakin telah menjadi pemimpin bagi diri saya
sendiri, barulah saya yakin saya bisa menjadi pemimpin bagi orang lain. Dan
apabila saat itu tiba, saya akan berusaha menjadi pemimpin yang bukan hanya
dihormati tapi juga disegani oleh semua anggota organisasi. Saya ingin menjadi
pemimpin yang tahu kapan harus mendengarkan dan tahu kapan saya harus berbicara
dan didengar oleh forum yang saya pimpin. Saya harap saya memiliki hati yang
besar untuk menerima segala kritikan dari forum, selama itu bisa membuat saya
dan organisasi menjadi lebih baik. Saya juga berharap, saya memiliki kerendahan
hati untuk mengakui kesalahan yang mungkin nanti akan saya perbuat dan
menjadikan kesalahan tersebut sebagai bahan evaluasi diri agar tidak mengulangi
kesalahan yang sama. Saya ingin meyakinkan para anggota organisasi yang saya
pimpin bahwa saya akan selalu siap menjadi kemudi dalam setiap tugas dan
tanggung jawab yang harus saya lakukan bersama para anggota. Saya juga akan
memastikan bahwa setiap anggota berperan aktif dalam setiap kesempatan yang
ada. Membiasakan jiwa demokrasi menjadi kebiasaan positif yang harus selalu
diterapkan. Memastikan bahwa setiap hak dan kewajiban semua anggota berjalan
seimbang. Mungkin terdengar teoritis, tapi saya menjadikan teori saya itu
menjadi sugesti positif di kepala saya, agar saya selalu ingat apa yang harus
saya lakukan, apabila saya menjadi seorang pemimpin nantinya. Kalau boleh jujur saya
ingin menjadi seorang presiden. Mungkin terdengar gila, tapi saya harus
berfikir gila jika ingin menjadi orang besar. Contohlah Thomas Alfa Edison, dia
benar-benar gila, karena hanya demi sebuah bola lampu pijar dia melakukan
percobaan sampai ribuan kali. Bisa dibayangkan, apabila Thomas Alfa Edison
berhenti dalam percobaan yang ke-1000? Maka kemungkinan besar sampai saat
ini, kita masih hidup dalam kegelapan, sepi karena tak ada cahaya lampu.
Mungkin, karena pengembangan lampu sampai sangat modern seperti sekarang,
berawal dari bola lampu pijar yang ditemukan oleh orang besar itu. Memikirkan
atau berusaha melebihi kemampuan sendiri adalah sebuah kegilaan, tapi kalau
kegilaan itu bisa membawa kesuksesan,
saya bisa terima jika dikatakan saya gila dalam arti yang baik tentunyaJika
saya menjadi seorang pemimpin, saya ingin menjadi seorang penentu keberhasilan
dalam organisasi yang saya pimpin. Jika saya menjadi seorang pemimpin, saya
ingin melakukan yang terbaik dari yang terbaik yang bisa saya berikan dan
lakukan, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari yang terbaik yang juga bisa
saya hasilkan, seperti motto saya selama ini, “I DO MY BEST, YOU DO YOUR
BEST, WE DO OUR BEST, FOR THE BEST OF THE BEST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar